Jakarta (kabarsatunews) --Hanya orang-orang syiah yang berani
menisbatkan zina kepadaagama. Bukan hanya nikah mut’ah yang mereka
katakan "halal"dalam agama. Lebih dari itu, mereka menyatakan bahwasanya
pinjam kelamuan juga"halal"hukumnya.
Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin
Muslim dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah
laki-laki meminjamkan pada temannya tubuh puterinya untuk disebutuhi?”
Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal bagi dia sebagaimana halal bagi temannya
meminjamkan
kelamuan putrinya untuk disebutuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
– Muhammad Ibnu Mudharrib berkata: Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai
Muhammad, ambillah putri ini untuk melayanimu dan untuk kamu disebutuhi.
Maka bila kamu telah selesai menyebutuhinya, kembalikan dia kepadaku.”
(Al Istibshar Juz III hal. 136 dan dalam Furu’ul Kaafi hal. 200)
Dan hal itu sesuai pernyataan dan pengakuan dari ulamasyiah sendiri yang
telah bertaubat kepada Allah “Sayyid Husain Al-Musawi”rahimahullah
dalam kitabnya “Lillaah Tsumma Li At-Taarikh”.
إن انتشار العمل بالمتعة جَرَّ إلى إعارةالفرج، وإعارة الفرج معناها أن
يعطي الرجل امرأتَه أو أمَتَه إلى رجل آخر فيحل له أنيتمتع بها أو أن يصنع
بها ما يريد، فإذا ما أراد رجل ما أن يسافر أودع امرأته عند جارهأو صديقه
أو أي شخص كان يختاره، فيبيح له أن يصنع بها ما يشاء طيلة مدة سفره.
والسببمعلوم حتَّى يطمئن الزوج علَى امرأته لئلا تزني في غيابه
“Sesungguhnya dengan menyebarnya amalan nikah mut’ah, maka
diamenyebabkan juga adanya peminjaman kelamuan. Dan peminjaman kelamuan artinyaseseorang memberikan istrinya atau budaknya kepada lelaki lain
maka halal bagiorang itu untuk menikmati tubuh wanita tersebut atau
halal baginya untukmelakukan apa saja yang dia inginkan dengan tubuh
wanita tersebut. Dan jikaseseorang ingin melakukan safar, maka dia
menitpkan istrinya kepada tetangganyaatau kawannya atau lelaki lain yang
dia pilih, maka dia membolehkan baginyauntuk melakukan apa saja yang
dia suka selama melakukan safar. Dan sebabnyasudah ma’lum, agar suami
merasa tenang terhadap istrinya agar dia tidak berzinaketika dia sedang
pergi”.
وهناك طريقة ثانية لإعارة الفرج إذا نزلأحد ضيفًا عند قوم، وأرادوا إكرامه
فإن صاحب الدار يعير امرأته للضيف طيلة مدة إقامتهعندهم، فيحل له منها كل
شيء، وللأسف يروون في ذلك روايات ينسبونها إلى الإمام الصادق- عليه السلام-
وإلى أبيه أبي جعفر ـ سلام الله عليه ـ
“Dan ada cara kedua mengenai peminjaman kelamuan. Jika adaseseorang yang
bertamu kepada sebuah kaum dan kaum ini ingin memuliakantamunya, maka
tuan rumah meminjamkan kelamuanistrinya kepada tamunya selamadia
tinggal di rumah tersebut. Maka halal baginya segala sesuatu dari
tubuhwanita tersebut. Dan yang sangat disayangkan, mereka menisbatkan
hal tersebutkepada Imam As-Shadiq alaihissalam dan kepada bapaknya Abu
Ja’far Salaamullahalaih”.
روى الطوسي عن محمّد عن أبي جعفر - عليهالسلام - قال: قلت: «الرجل يحل
لأخيه فرج جاريته؟ قال: نعم لا بأس به له ما أحل لهمنها» الاستبصار 3/ 136
“Ath-Thusi meriwayatkan dari Muhammad dari Abi Ja’far
-alaihissalam-,(Muhammad) berkata: Aku bertanya: “Apa hukum seseorang
menghalalkan kelamuan budaknyauntuk saudaranya?” Abu Ja’far berkata:
“Iya, tidak mengapa pada bagian-bagianyang dihalalkan baginya”
(Al-Istibshar 3/136)
ورو ى الكُلَيْني والطوسي عن مُحَمَّدُبْنُ مُضَارِبٍ قَالَ: قَالَ أَبُو
عَبْدِ اللهِ - عليه السلام «يَا مُحَمَّدُ خُذْهَذِهِ الْجَارِيَةَ
إِلَيْكَ تَخْدُمُكَ فَإِذَا خَرَجْتَ فَرُدَّهَا إِلَيْنَا».الكافي، 2/
200، الاستبصار 3/ 136
“Dan Al-Kulaini dan Ath-Thusi meriwayatkan dari Muhammadbin Mudharib,
dia berkata: Abu Abdillah alaihissalam berkata: “Wahai Muhammad,ambillah
budak ini bersamamu untuk melayanimu. Dan jika engkau telah
selesai,maka kembalikanlah dia kepada kami” (Al-Kafi 2/200 dan
Al-Istibshar 3/136)
في زيارتنا للهند ولقائنا بأئمة الشيعةهناك كالسيد النقوي وغيره مررنا
بجماعة من الهندوس وعبدة البقر والسيخ وغيرهم من أتباعالديانات الوثنية،
وقرأنا كثيرًا فما وجدنا دينًا من تلك الأديان الباطلة يبيح هذاالعمل ويحله
لأتباعه. فكيف يمكن لدين الإسلام أن يبيح مثل هذا العمل الخسيس الذي
يتنافىمع أبسط مقومات الأخلاق؟
“Ketika kami mengunjungi India, dan ketika kami bertemu denganpara imam
syi’ah disana seperti As-Sayyid An-Naqawi dan selainnya, maka
kamimelewati para jamaa’ah hindu dan penyembah sapi serta para penganut
agama sikhdan selainnya dari para pengikut agama penyambah patung, dan
kami juga banyakmembaca, namun kami tidak mendapati satu agamapun dari
agama-agama yang bathil,membolehkan amalan ini (peminjaman kelamuan)
untuk para pengikutnya. Makabagaimana mungkin agama islam membolehkan
amalan yang menjijikkan ini yangsangat meniadakan pilar-pilar akhlak”.
زرنا الحوزة القائمية في إيران فوجدنا السادةهناك يبيحون إعارة الفروج،
وممن أفتى بإباحة ذلك السيد لطف الله الصافي وغيره، ولذافإن موضوع إعارة
الفرج منتشر في عموم إيران
“Dan kami mengunjungi Hauzah yang ada di Iran, maka kamimendapati para
sayyid di sana membolehkan peminjaman kelamuan. Dan diantarayang
membolehkannya adalah Sayyid Lutfullah As-Shafi dan selaiinya. Maka
dariitu, peminjaman kelamuan begitu tersebar di wilayah mayoritas Iran”
(LillaahTsumma Li At-Taarikh hal. 47-48)
Maka hanya orang jahil dari agama syiah yang tidakmemiliki akal yang membolehkannya.
Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.(*)
Sumber : Artikel
KAJIAN AL AMIRY