BATANG
- Zaman teknologi saat ini memungkinkan orang berjodoh setelah
berkenalan di media sosial facebook meski beda etnik serta beda negara.
Adalah
Ilaria Montebianco gadis cantik asal Italia nekat datang
dan menemui pemuda yatim yang tinggal di Desa Tragung Kecamatan
Kandeman Kabupaten Bata,ng Jawa Tengah, bernama
Dzulfikar.
Ilaria bahkan rela menabung untuk bisa datang ke Indonesia menemui sang pujaan hati.
"Selama dua tahun saya mengumpulkan uang bekerja di sebuah restoran di
Italia hanya untuk datang ke Indonesia," kata Ilaria. Saat itu Ilaria
belum masuk Islam dan belum berhijab.
Saat kedatangnnya pertamakali pada 18 April 2017 lalu ke desa terpencil
itu sontak warga geger, bahkan sampai pihak kepolisian turut datang.
(Ilaria saat pertama kali tiba di rumah Dzulfikar)
Dzulfikar saat itu juga tak menyangka Ilaria senekad itu datang ke
desanya yang terpencil walau sekalipun belum pernah bertemu langsung
tapi hanya lewat facebook.
Dzulfikar mengaku berkomunikasi dengan Ilaria memakai bahasa Inggris yang dipelajarinya secara otodidak.
Ilaria akhirnya jadi mualaf pada 1 Mei dan menikah pada Kamis 11 Mei kemarin.
Hari Indah Pernikahan
Perjalanan cinta bule Italia Ilaria Montebianco dan Dzulfikar, pemuda
Desa Tragung Kandeman, Batang, memasuki babak baru yang indah. Mereka
resmi menikah Kamis kemarin (11/5/2017). Sejak pagi, rumah sederhana
Dzulfikar di depan SDN 01 Tragung dikerumuni tamu yang ingin menjadi
saksi pernikahan insan lintas benua yang dipertemukan lewat facebook
tersebut.
Para bocah di dekat rumah pun tak ingin ketinggalan momen
itu. Membawa ponsel pintar milik orang
tua, mereka berharap bisa mencuri-curi foto paras bule cantik asal Kota
Bari yang menabung sampai dua tahun agar bisa terbang ke Indonesia itu.
Sekitar pukul 09.00, akad nikah dimulai dengan dipimpin KH Nakhrowi dari
Pekalongan. Prosesi dilakukan tertutup lantaran pihak keluarga ingin
menjaga privasi. Dengan mantap, Fikar –sapaan Dzulfikar– mengucapkan
ijab kabul.
Tamu undangan pun dengan sigap mengeluarkan ponsel dan mengabadikan
sosok Ilaria. Meski sempat dilarang, mereka tetap nekat mengabadikan
momen langka tersebut. Apalagi, Ilaria yang menjadi mualaf sejak 1 Mei
lalu tampil anggun dengan balutan gamis putih dengan hijab beruntai
melati.
Setelah prosesi akad dan penyematan cincin di dua jari mempelai, Fikar
yang didampingi ibunya, Ismoyowati, dan pakdenya, Zaenal Arifin, menemui
awak media. Seperti sebelumnya, Ilaria belum bisa turut serta menemui
para pemburu berita.
"
Today is full of God grace (Hari ini penuh dengan rahmat Tuhan,
Red)," ujar Fikar mencurahkan perasaannya setelah akad nikah. Fikar yang
mengenakan kemeja putih, jas hitam, sarung batik, serta peci hitam
berhias mawar merah merasa lega setelah sah secara agama menghalalkan
pujaan hatinya.
Kendati tak tampak satu pun anggota keluarga Ilaria, Fikar dan keluarga
mengaku sudah mengantongi izin dari keluarga mempelai perempuan. Baik
untuk menikah maupun untuk pindah agama. Ilaria mengucapkan dua kalimat
syahadat di bawah bimbingan pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Tragung
KH Zainul Iroki Lc.
"Yang jelas, kami bahagia sudah bisa meresmikan hubungan kami. Kami
belum memikirkan soal keturunan ataupun bulan madu," imbuhnya.
Ke depan, pihak keluarga berfokus mengurus pernikahan itu sesuai dengan
perundang-undangan, baik di Indonesia maupun Italia. Setelah itu,
keluarga mempertimbangkan masalah pindah kewarganegaraan Ilaria.
Ismoyowati menyatakan senang Ilaria sudah resmi menjadi menantunya.
’’Terharu sekali, semua sudah terwujud. Dia sudah saya anggap anak saya
sendiri. Dia tidak pilih-pilih kalau makan. Oseng-oseng tempe, opor
ayam, sayur bayam, semua suka. Sedikit-sedikit sudah bisa bahasa sini,
nopo Bu? dalem Bu? Ora popo. Alhamdulillah.”
Barakallahu laka wa baraka 'alaik, wa jama'a bainakuma fi khair..
Sumber:
Jawa Pos,
Tribunnews