Swarajabar.online - Kubu
Jokowi
menilai kubu Prabowo terlalu berprasangka buruk memprediksi isu HAM
bakal dijadikan peluru dalam debat perdana capres dan cawapres pada 17
Januari mendatang. Kubu Jokowi melihat prediksi itu kekhawatiran kubu
Prabowo yang berlebihan.
Itu Suudzon saja. Belum apa-apa sudah
khawatir sendiri, bahwa dugaan ada peran Prabowo dalam kasus pelanggaran
HAM 1998 akan dipergunakan kami untuk menjatuhkan Prabowo," kata Wakil
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, saat
dikonfirmasi, Jumat (28/12).
Sekjen PPP ini menilai jika ada pihak yang mengungkit kembali
keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM 1998 merupakan hal
berdemokrasi. Menurut dia, hal itu pun tak bisa dilarang.
"Namun, kalau ada elemen-elemen masyarakat sipil yang mengungkit soal
itu, maka di zaman demokrasi dan keterbukaan ini, tentu itu hak
masyarakat sipil tersebut," kata Arsul.
Dia pun meminta kubu Prabowo tak lantas menuding isu HAM diprakarsai kubu petahana apabila panelis menanyakan hal tersebut.
"Juga nanti kalau dapat debat Capres ada panelis yang menanyakan,
maka itu jangan terus disimpulkan bahwa itu permintaan kami,"
pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi,
Djoko Santoso tak khawatir bila isu Hak Asasi Manusia (HAM) kembali
menyerang
Prabowo Subiantodi debat capres pertama nanti. Menurutnya, isu HAM sudah kedaluwarsa.
Dia menilai, isu HAM dituding kepada Prabowo sejak peralihan orde
baru ke era reformasi. Menurut Djoko, dalam kurun waktu lama tuduhan isu
HAM tidak mempan. Sebab, di sistem demokrasi masyarakat bisa mengakses
segala informasi dan menganalisa fakta.
Di sisi lain, Menurut Djoko, lebih baik berkorban melanggar HAM
daripada keamanan negara tidak utuh. "5 Tahun lalu saya pernah ditanya
itu, melanggar HAM atau negara ini jadi rusak atau runtuh. Lebih baik
melanggar HAM. Kan saya saja yang dihukum negara tetap utuh. Itu
pilihan-pilihan bagi orang yang bertugas di wilayah-wilayah krisis,"
pungkasnya.
Diketahui, debat pertama calon presiden dan wakil presiden bertema Hukum, HAM,
Korupsi
dan Terorisme. Debat pertama disiarkan oleh TVRI, RRI, Kompas TV dan
RTV pada tanggal 17 Januari dan dilaksanakan di Hotel Bidakara,
Jakarta.
Reporter: Putu Merta Surya Putra