Berikut rangkaian twit dari akun @GheMax membahas tentang
beredarnya surat isyarat melakukan kudeta oleh militer Indonesia. Surat atas
nama Kepala Perpustakaan Pusat TNI-AD Letkol Eko Ismadi itu ditujukan kepada
Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional
Tragedi 30 September 1965. Letkol Eko Ismadi mengaku sakit hati dan kecewa
terhadap sikap Letjen (Purn) Agus Widjojo yang mendukung kegiatan PKI.
Berikut twit lengkapnya:
"Benarkah Militer Indonesia Tak Punya Keberanian untuk
Melakukan Kudeta?" by @GheMax
- Pada tahun 2013, Dr. Rizal Ramli pernah mengatakan bahwa
militer di Indonesia tidak punya nyali untuk melakukan kudeta.
- Berbeda dengan militer Vietnam atau militer Afrika, yang
walaupun berpangkat Kolonel atau bahkan Kopral.
- Namun berani mengkudeta pemerintahan yang dianggap tidak
berpihak kepada Rakyat.
- Hal itu dikatakan oleh Rizal Ramli untuk menanggapi
curhatan presiden.
- Saat itu (SBY) yang menyatakan bahwa informasi intelijen
yang dibocorkan oleh Wikileaks telah mengisyaratkan adanya rencana kudeta.
- SBY menambahkan, rencana kudeta terhadap dirinya tersebut
dimotori oleh beberapa pensiunan Jenderal di Indonesia.
- Pendapat Dr. Rizal Ramli tadi bahwa tentara Indonesia tak
punya nyali, tentu saja tidak sepenuhnya benar.
- Kolonel Zulkifli Lubis pernah berani melakukan percobaan
kudeta terhadap pemerintahan presiden Soekarno pada tahun 1956 melalui
peristiwa PRRI.
- Percobaan kudeta Kolonel Zulkifli Lubis akhirnya patah di
tangan sepupunya sendiri yang menjabat KSAD saat itu, Kolonel A.H. Nasution.
- Tahun 2010 pada era SBY, Kolonel TNI-AU Adjie Suradji
secara berani telah mendesak pemerintahan SBY untuk merealisasikan janji
kampanye.
- Janji melakukan perubahan serta memberantas korupsi
kronis, akut, dan marak yang terjadi secara gamblang di Indonesia.
- Kolonel Adjie Suradji memberikan pernyataan yang keras.
bahwa ada hal buruk yang belum berubah di masa rezim pemerintahan SBY: perilaku
korup para elite.
- Tulisan ini menjadi perbincangan di Twitter.
- Sang Kolonel bertanya sambil mengkritik keras: apakah
presiden tetap pada komitmen perubahan
- Dan dapat dipandang sebagai pemimpin yang konsisten?
- Atau presiden meninggalkan slogan kampanye kosong, karena
ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan itu sendiri.
- Sambil menjalankan kepemimpinan populis melalui segala
pencitraannya?
- Demikian lontaran kritikan berani dan pedas dari Kolonel
Adjie Suradji kepada SBY.
- Kritik keras dari seorang perwira tentara kepada Panglima
Tertinggi tentara.
- Sementara itu di Filipina, ada seorang Kolonel kharismatik
bernama Gregorio Honasan yang berperan besar
- Memimpin beberapa perwira militer untuk menggerakkan
"people power"
- Demi menumbangkan rezim penguasa diktator-korup Ferdinand
Marcos pada tahun 1986.
- 1987, Honasan kembali melakukan percobaan kudeta terhadap
pemerintahan presiden Cory Aquino yang menggantikan Ferdinand Marcos.
- Honasan menganggap presiden Aquino telah melenceng
- Dari cita-cita semula "people power", yang sudah
besusah payah menghancurkan rezim korup Marcos.
- 2003, Honasan lagi-lagi memimpin sekelompok perwira militer
- Untuk mengkudeta Presiden Gloria Macapagal Arroyo yang
dianggap melalaikan tujuan reformasi Filipina.
- 300 tentara melakukan desersi serentak dan membentuk
satuan perlawanan untuk memaksa presiden Arroyo meletakkan jabatan.
- Percobaan kudeta ini berhasil dipatahkan, namun tuntutan
dari Gregorio Honasan sangat didengarkan dan dipertimbangkan oleh presiden
Arroyo.
- Seluruh perwira dan tentara yang melakukan percobaan
kudeta tadi juga pada akhirnya diampuni oleh presiden Arroyo dari tuntutan
hukum.
- Kembali ke tanah air kita Indonesia
- Belum lama ini telah beredar surat terbuka atas nama
Letnan Kolonel Eko Ismadi dari Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat.
- Surat terbuka tersebut memprotes Simposium Nasional
Tragedi 1965, disertai isyarat akan melakukan kudeta.
- Surat atas nama Kepala Perpustakaan Pusat TNI-AD Letkol
Eko Ismadi itu ditujukan kepada Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, Ketua
Panitia Pengarah Simposium Nasional Tragedi 30 September 1965.
- Jangan membuat perwira seperti kami ingin melakukan
kudeta.
- Kami sakit hati dan kecewa terhadap sikap bapak Agus
Widjojo yang mendukung mereka (PKI)
- Surat itu juga memberi saran kepada pemerintah bila ingin
mengadakan rekonsiliasi nasional:
1.> menunjukkan pihak mana yang merupakan anggota Partai
Komunis Indonesia (PKI), juga keturunannya.
2.> menunjukkan peranan anggota PKI dan jabatannya pada
masa itu
- Letnan Kolonel Eko Ismadi mengakui bahwa benar, surat
tersebut telah ditulisnya sendiri.
- Saya sebagai seorang perwira AD akan sakit hati bahkan
sedih
Letkol Inf Eko Ismadi Menanggapi Pernyataan Gubernur
Lemhannas Letjen (Purn) Agus Wijoyo
- Menyaksikan seorang purnawirawan perwira tinggi malah
mendukung kegiatan PKI dan komunisme gaya baru.
- PKI bukan korban, karena PKI yang melakukan tindakan
pelanggaran hukum dan makar terhadap negara. Melakukan pembunuhan dan jatuh
korban.
- Bagaimana bisa PKI dianggap sebagai korban?
- Pemutar-balikan fakta, militer Indonesia akan dijadikan
sebagai "penjahat HAM" dan PKI dijadikan "korban".
- Tentara tidak lagi dianggap sebagai penumpas pemberontakan
komunis Indonesia
- Yang memang sudah menjadi tugas dan kewajiban militer
Indonesia, demi menjaga kewibawaan negara
- Demikian pernyataan berani dari Kolonel Eko Ismadi kepada
Letnan Jenderal (Purn) Agus Widojo.
Disebut Namanya Dalam Surat "Ancaman Kudeta" di
Media, Ini Profil Letkol Inf Eko Ismadi | SEPUTAR JABAR ONLINE : Portal Berita
Jawa Barat
- Persilangan pendapat antara Eko Ismadi dgn Agus Widojo
sebenarnya sudah terjadi berkali-kali sejak beberapa thn lalu
Letkol Eko Ismadi Dalam Suratnya Kembali Menulis :
Perselisihan Dengan Agus Widjojo Yang Kesekian Kalinya | SEPUTAR JABAR ONLINE :
Portal Berita Jawa Barat
- Lalu pertanyaannya, apakah surat terbuka dari Kolonel Eko
tadi hanya uneg-unegnya seorang diri?
- Atau mewakili kekecewaan banyak sekali perwira muda lain ?
- Dalam melihat lunaknya sikap pemerintah terhadap diskusi
berkedok ilmiah yang secara jelas membawa semangat pemutar-balikan fakta
sejarah?
- Kemudian apa kelanjutan sikap Kolonel Eko Ismadi?
- Apakah Kepala Perpustakaan Pusat TNI-AD ini akan menjadi
pionir?
- Seperti Kolonel Gringo Honasan di Filipina dalam
menghimpun perwira-perwira muda melakukan kudeta?
- Dalam konteks ini, ketidakpuasan terhadap rezim adalah
karena pemerintah Indonesia bersikap semakin lunak pada paham komunisme gaya
baru.
- Pandangan terhadap rezim yang melunak terhadap komunisme
akan dianggap tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.
- Hal seperti demikian tentu saja berpotensi menjadikan
perwira-perwira muda TNI berpikir tentang kudeta .
- Atau sebaliknya, jangan-jangan pernyataan yang dimaksud
oleh Rizal Ramli pada 2003 memang benar adanya.
- Bahwa militer Indonesia tidak pernah punya nyali untuk
melakukan kudeta.
sumber:
http://chirpstory.com/li/315715