Antrean warga yang akan berfoto dengan Djarot (Nathania Riris Michico/detikcom)
Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) resmi ditahan sejak 9
Mei 2017. Meski begitu, warga tetap antusias datang ke Balai Kota untuk
menyampaikan aduan ataupun sekadar berfoto bersama Djarot Saiful
Hidayat.
Cara pengaduan pun diganti oleh Djarot. Ahok, yang
lebih dari setahun menerapkan aduan warga dengan satu antrean, kini
diubah menjadi sistem 'cluster'.
Perubahan tersebut diterima
dengan baik oleh warga. Meski kecewa tak ada lagi Ahok, warga tetap
senang bisa bertemu dengan Djarot.
Foto: Nathania Riris Michico/detikcom
|
"Bapaknya baik ya
gitu,
kita sih senang saja, bukan Pak Ahok nggak apa-apa kami senang masih
ada Pak Djarot, aduan kami diterima kok," kata salah satu warga,
Haryati, saat ditemui di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat
(12/5/2017).
Haryati mengaku datang karena mengantar tetangganya
yang ingin mengadu soal rusun. Sudah 2 kali ke Balai Kota, dia merasakan
ada perubahan semasa Ahok menjabat gubernur dengan Djarot yang kini
menjabat Plt gubernur.
"Saya sudah dua kali (ke Balai Kota), dulu juga
nanya
rusun. Kalau sama Pak Ahok kan suka buru-buru dan ramai, sekarang jadi
lebih nggak ramai terus dilayani sendiri-sendiri," ucap Haryati.
Foto: Nathania Riris Michico/detikcom
|
Dengan pelayanan
cluster ini, dia juga merasa bisa dengan mudah dan jelas menerangkan permasalahan yang dihadapi kepada anggota SKPD yang bertugas.
"Pokoknya kita nggak cemas, masih ada Pak Djarot, saya lihat dia juga sangat sabar ya," tuturnya.
Hingga
pukul 09.00 WIB, warga yang ingin berfoto bersama pun mulai kembali
antre di depan pintu masuk menuju kantor gubernur. Setelah mengecek tiap
cluster aduan warga, sesi foto bersama Djarot juga diubah,
yaitu dilakukan di dalam ruang tunggu kantor gubernur, bukan di pendopo
Balai Kota.
(nth/rna)
sumber : /detikcom