Hubungan
antara pemimpin Nazi dan Jerman, Adolf Hitler dengan Presiden Soekarno perlahan
mulai terkuak. Lantas, apakah benar Hitler mengirimkan senjata untuk Indonesia
pada Perang Dunia II (PD II) atas permintaan Soekarno, ketika itu?
Apakah
benar juga, senjata-senjata tersebut dibawa menggunakan kapal selam dengan
total keseluruhannya mencapai 57 kapal selam sejak Indonesia diduduki Jepang
serta guna melawan Belanda?
Dua
pertanyaan tersebut dijawab oleh sahabat Bung Karno, Presiden Indonesia
Pertama, warga negara Jerman, Horst Henry Geerken.
Ia
mengungkapkan, Fuhrer Adolf Hitler, pernah mengirimkan senjata ke Indonesia
kurun waktu 1942-1945. Di antara pengiriman tersebut berupa senjata dan
alat-alat militer lainnya buatan Jerman. Senjata itu digunakan untuk membantu
para pejuang PETA di Indonesia.
Apalagi,
antara Jepang dengan Jerman, satu blok dan berperang dengan Blok Sekutu dibawah
Amerika Serikat, Rusia, Belanda, Inggris, Prancis dan negara-negara lainnya di
Eropa.
Kisah
pengiriman senjata dari Hitler untuk Soekarno diketahui pada 1963. Kisah itu,
kata laki-laki kelahiran Jerman tahun 1933 tersebut, disampaikan langsung oleh
Bung Karno.
“Soekarno
bilang hal ini ke saya tahun 1963 hingga 1964, saat kita bertemu di Bali. Saat
itu Bung Karno banyak bicara tentang politik,” jelasnya.
Horst
menjelaskan, senjata-senjata tersebut dikirim ke Jakarta, Surabaya, dan Sabang
di Pulau Weh, Aceh. “Senjata-senjata ini dikirim langsung ke Indonesia dari
Jerman lewat laut Atlantik, lewat Afrika, dengan menggunakan total 57 buah
kapal selam,” jelasnya.
Henry
menegaskan, Hitler mau membantu Soekarno waktu itu karena tidak senang dengan
kolonialisasi Belanda di Indonesia. Komunikasi antara Soekarno dan Hitler tidak
dilakukan secara langsung, tetapi lewat perantara seorang warga Jerman yang
tinggal di Indonesia.
“Waktu
pengiriman senjata itu, Hitler (Jerman) sedang berperang dengan Belanda, waktu
itu Belanda sedang jajah Indonesia. Jadi Soekarno minta tolong bantuan senjata
kepada pemimpin NAZI Adolf Hitler lewat orang Jerman ini. Orang Jerman ini kini
punya pabrik cokelat di Indonesia,” jelas Henry.
Selain
itu, ia juga mengatakan, Hitler juga kabur ke Indonesia setelah kalah perang di
PD II. “Yang saya tahu, Hitler tidak mati di Jerman. Ia kabur ke Indonesia.
Waktu kabur ke Indonesia, pelarian Hitler dilindungi militer Jepang yang saat
itu masih bercokol di Indonesia,” jelasnya.
Apalagi,
Laksmana Muda Maeda, Pejabat Tinggi Angkatan Laut Jepang, pernah menjadi atase
pertahanan di Jerman. Selain itu, juga dibuktikan dengan ditempatkannya kantor
Angkatan Laut Jerman di komplek Angkatan Laut Jepang Armada Barat, di Batavia
(Jakarta).
Kisah
rahasia Adolf Hitler dan Soekarno ini, ujar Henry, akan diceritakan lebih jelas
dalam buku baru sedang disusunnya. Buku kisah persahabatan Adolf Hitler dan
Soekarno belum terungkap ke publik.
Untuk
diketahui, Horst Henry Geerken lahir di Jerman dan kuliah tehnik di Jerman dan
Amerika itu tiba pertama kali di Jakarta pada 1963 dan bekerja pada perusahaan
telekomunikasi Jerman Telefunken. Henry yang memiliki hubungan persahabatan
erat dengan Bung Karno itu kemudian menulis buku ‘A Magic Gecko Peran CIA di
Balik Jatuhnya Soekarno. (sumber)