Myanmar menghadapi kemarahan umat Muslim di seluruh dunia menyusul persekusi terhadap warga etnis minoritas Muslim Rohingya.
Di
Chechnya, puluhan ribu warga berunjuk rasa di jalanan mengutuk genosida
yang dilakukan pemerintah Myanmar. Pemimpin Chechnya yang juga salah
satu sosok yang paling ditakuti ISIS, Ramzan Kadyrov, juga mengkritik
pemerintah Rusia yang diam melihat kondisi yang menurutnya mirip
Holocaust pada Perang Dunia II.
“Jika Rusia mendukung rezim setan ini, maka saya akan melawan Moskow,”
kata dia dalam sebuah video yang diunggah sebelum unjuk rasa.
Kadyrov juga berjanji akan mengerahkan pasukan hitam kebanggaan Chechnya
yang telah melewati banyak pertempuran maut untuk menghancurkan militer
Myanmar.
"Amerika dan sekutunya sudah merasakan pedihnya berhadapan dengan
pasukan hitam kami. Jika pemerintah Myanmar tetap membiarkan pembunuhan
terhadap etnis Rohingya, maka tujuan kami hanya satu, menghancurkan
mereka," tegas presiden yang menjabat saat usianya masih 30 tahun inSejarah
pasukan hitam Chechnya bermula saat Mujahidin ikut membantu pada perang
kedua Chechnya. Setelah runtuhnya Uni Soviet dan kemudian deklarasi
kemerdekaan Chechnya, pejuang mulai memasuki berbagai kawasan.
Banyak dari mereka merupakan veteran perang Soviet-Afganistan dan
sebelum invasi Rusia, mereka menggunakan keahlian mereka untuk melatih
para pejuang Chechnya.
Nama Ramzan Kadyrov akhir-akhir ini santer dibahas setelah ia mengirim
ribuan infantri militer Chechnya ke Suriah untuk memerangi ISIS.
Ramzan Akhmadovich Kadyrov. Lahir tanggal 5 Oktober 1976. Termasuk usia
yang sangat muda untuk jabatan Presiden. Tapi di usia semuda itu pun ia
sudah memimpin Republik Chechnya hampir 10 tahun atau tepatnya sejak ia
berusia 30 tahun.
Ramzan diketahui publik selalu memilih sholat di shaf ketiga pada ibadah
sholat Jumat. Ia tidak mau maju ke depan karena hormat kepada para
Habaib dan Ulama yang mengisi shaf pertama dan kedua.
Saat ia mendapat kehormatan untuk memasuki Ka’bah, ia menanggalkan
segala atribut kebesaran kepala negara dan memakai pakaian yang paling
sederhana sambil memegang sapu.